Seandainya tidak ada Matematika

Aku teringat saat aku ulang tahun di usiaku yang ke-15, bukan kue atau soft drink yang serba mewah, di hari ulang tahunku itu aku diberikan suatu pengalaman yang tak mungkin akan aku lupakan walaupun aku ingin melupakannya. iya… ketika hari ulang tahunku aku hanya menemukan sepiring nasi untuk aku mkan sendiri siang itu, tanpa lauk pauk. tapi seandainya ada orang yang mau diajak berbagi, aku kan membaginya dan akan aku katakan aku akan selalu berbagi, karena ada yang selalu ingin mempunyai kebahagian walau tersenyum di trotoar jalan raya, Umur cuma angka tapi hidup akan terus berlanjut semisal Allah mengizinkan kita hidup lama maka angka tidak bisa menuliskannya (Moga Panjang Umur)

Satu Hari Nanti
Kita akn Kembali
1 detik? atau Beribu detik?
biar arus jiwa ini
mengalir
ke hilir yang terindah
telaga kaustar

seandainya tidak ada angka orang-orang tidak akan cemas memikirkan hari tuanya, tidak ada perbedaan tua atau muda, tidak ada Si kaya atau Si miskin, pendek atau tinggi.

orang-orang juga tidak ada yang akan berkeluh-kesah karena jarak yang jauh, nilai yang rendah atau tingginya suhu dimusim panas.

coba saja yang kita sebut “angka” itu tidak ada, kita nggak akan beda-bedain orang, sebel karena terlalu lama (yang jadi ukuran pasti angka) menuggu, tidak ada ‘bilangan’ jam sehingga kita bisa sepuasnya menghabiskan hari tanpa harus ada batasan apapun.

karena angka juga aku menghentikan tulisan ini.. 😦

 arif-syah-rahman.jpg

arif syah rahman arif_math@plasa.com www.khanana.wordpress.com

Hello Himatikawan!!!

Memulai pasti sangat sulit, tapi bagaimana bisa mengatakan sulit jika kita cuma bisa berhayal,

Kapan kamu merasa mampu,,…???

saat kamu berfikir temtang jawabannya atau sempat-sempatnya membaca tulisan yang satu ini saat itu juga aku yakin kamu belum mampu…